RSS

Pages

Cerpen1

Tak Seburuk yang Terbayangkan

Disuatu waktu yang tak ternantikan. Minggu, 15 Januari 2012, tertuliskan sebuah kisah yang selalu terkenang. Kisah yang tak kunjung terlupakan. Berjalan dengan tak terbayangkan. Suatu masa yang menjadi akhir perjumpaan namun juga sebagai awal perkenalan.
Sebuah rencana perpisahan tertuliskan pada hari itu. Sebagai akhir perjumpaan suatu pertemanan antara insan-insan yang tak lama lagi akan berlabu. Sebuah tempat outdoor indah menjadi bukti lahirnya sebuah kisah baru pada waktu itu, antara aku dan sosok yang selalu membenciku.
Aku adalah gadis lugu yang baru duduk di kelas X bangku SMA. Tanisa Aliana Putri itulah namaku. Sebuah nama yang telah dianugrahkan kepadaku. Diwaktu itu adalah akhir dari kenaikan levelku. Tak banyak dari teman-temanku yang dapat bergabung bersamaku kembali untuk menlanjutkan ke tingkat yang baru. Termasuk sosok itu, ia terpaksa berhenti karena ia harus terfokuskan pada ujiannya yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Dia adalah sosok yang selalu memandangku sebelah mata, seolah olah aku tak pantas berada di sekitarnya. Namun waktu memberikan jawaban yang berbeda untukku dan dirinya.
Hari itu tepat pada pukul 13.30 aku bergegas dari rumahku untuk hadir di tempat itu. Sungguh aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Bibirku tersenyum lebar saat menatap wajah itu. Wajah yang selalu merendahkanku. Jantungku berdetak kencang ketika ia menghampiriku. Senyuman indahnya ia lontarkan kepadaku.
Entah apa yang terjadi padanya hingga ia bertingkah beda kepadaku. Dia sungguh berbeda dengan sosok yang selalu memakiku. Hari itu ia tunjukkan kasih sayangnya padaku. Ia membuatku merasa nyaman berada disisinya. Dan aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Jantungku berdetak kencang saat dia berada tepat disisiku.
Gemuruh petir bersemarak pada hari itu. Ricikan air hujan memberikan nuansa romantis di tempat itu. Aku duduk di sebuah meja dengan pancaran sebuah lilin dihadapanku dengan dirinya. Hari itu teman temanku seolah olah ingin membuatku lebih dekat dengannya. Mereka sengaja meninggalkanku berdua denganya di tempat sunyi dan gelap itu. Sungguh aku gugup saat itu, ini adalah kali pertamaku.
Menit pertama sungguh terasa sunyi. Tak ada satu lontaran kata yang terucap pada bibir kita berdua. Aku benar-benar gugup dan detak jantungku tak pernah berhenti berdebar kenjang. Tatapannya sungguh membekas dalam benakku.
Pada akhirnya ia lontarkan suatu pertanyaan yang tak pernah terduga dihadapanku. Sungguh aku bingung menjawab pertanyaan itu. Detak jantungku mengarahkanku untuk terdiam sekian lama. Aku takut aku mempunyai perasaan berbeda kepadanya.
Sekian lama aku merenung dangan khayalan kosong yang menemaniku. Aku pun terbangun ketika teman temanku kembali menghampiriku. Waktu itu aku benar- benar lega. Tak lama kemudian aku putuskan untuk mengakhiri acara itu, pada awalnya aku ingin meninggalan tempat itu sendirian. Namun ternyata ia ikut denganku. Ia raih payung dihadapanku, ia tuntun aku hingga mengakhiri tempat itu. Namun cuaca tak semakin mendukungku, angin berhembus sangatlah kencang hingga merenggut payung yang sedang ia pegang. Hujan pun turun begitu derasnya, namun aku tak menyangka apa ia lakuakan. Ia melepaskan jaket hitamnya dan ia melindungiku dari derasnya air hujan itu. Ia biarkan tetesan air hujan itu membasahi tubuhnya. Sungguh aku tak menyangka. ia menuntunku dan melindungiku hingga aku meninggalkan tempat itu .
Pada hari itu, aku  merasa bahwa dia bukan seperti sosok yang selalu memakiku. Dia sungguh berbeda. Tatapan matanya, ucapannya dan sikapnya sangatlah berbeda dengan sosok yang selama ini aku ketahui. Aku tak tahu apa yang membuat ia menjadi seperti itu. Entahlah aku tak mau memikirkan hal itu. Itulah masa laluku. Masa yang tak mungkin dengan mudah ku lupakan dalam hidupku. Hari itu adalah awal terjalinya hubungan dekatku dengannya dan sekaligus menjadi akhir pertemuanku dengannya.
Entah seperti apa dirinya sekarang. Aku tak tahu apakah ia masih mengingatku dan mengingat kejadian hari itu. Aku tak berharap apapun tentangnya. Itu hanyalaah masa kelamku, masa yang tak akan pernah kulalui kembali dalam hidupku.

0 komentar:

Posting Komentar