RSS

Artikel


Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah sesuatu yang sifatnya abstrak atau tidak nyata, namun ingin dicapai dan diperoleh oleh setiap individu. Barbagai penelitian menunjukan bahwa kebahagian dapat menjadikan individu bersemangat dalam belajar, bekerja, ataupun dalam menghadapi situasi yang tidak nyaman, serta mencapai prestasi cemerlang.
Pada saat kondisi mental kita stabil atau tenang, kita dapat merasakan atau mensyukuri kebahagian tersebut. Namun pada saat kondisi mental kita kacau atau tidak tenang, maka kita tidak dapat merasakannya.
 Kita hendaknya dapat mengendalikan dan menjaga kondisi mental kita supaya tetap stabil agar kita senantiasa dapat merasakan kebahagiaan tersebut.
Kata-kata bijak yang disampaikan oleh pemikir, seniman, atau para ahli muncul dari perenungan yang mendalam. Kata-kata bijak tersebut seringkali dapat kita gunakan sebagai cermin yang memantulkan ingatan atau kesadaran kita akan apa yang terjadi, membuka wawasan dengan cara kita berpikir atau bertindak, serta membuat kondisi mental kita ,lebih nyaman.

Tugas Flash

Cerpen1

Tak Seburuk yang Terbayangkan

Disuatu waktu yang tak ternantikan. Minggu, 15 Januari 2012, tertuliskan sebuah kisah yang selalu terkenang. Kisah yang tak kunjung terlupakan. Berjalan dengan tak terbayangkan. Suatu masa yang menjadi akhir perjumpaan namun juga sebagai awal perkenalan.
Sebuah rencana perpisahan tertuliskan pada hari itu. Sebagai akhir perjumpaan suatu pertemanan antara insan-insan yang tak lama lagi akan berlabu. Sebuah tempat outdoor indah menjadi bukti lahirnya sebuah kisah baru pada waktu itu, antara aku dan sosok yang selalu membenciku.
Aku adalah gadis lugu yang baru duduk di kelas X bangku SMA. Tanisa Aliana Putri itulah namaku. Sebuah nama yang telah dianugrahkan kepadaku. Diwaktu itu adalah akhir dari kenaikan levelku. Tak banyak dari teman-temanku yang dapat bergabung bersamaku kembali untuk menlanjutkan ke tingkat yang baru. Termasuk sosok itu, ia terpaksa berhenti karena ia harus terfokuskan pada ujiannya yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Dia adalah sosok yang selalu memandangku sebelah mata, seolah olah aku tak pantas berada di sekitarnya. Namun waktu memberikan jawaban yang berbeda untukku dan dirinya.
Hari itu tepat pada pukul 13.30 aku bergegas dari rumahku untuk hadir di tempat itu. Sungguh aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Bibirku tersenyum lebar saat menatap wajah itu. Wajah yang selalu merendahkanku. Jantungku berdetak kencang ketika ia menghampiriku. Senyuman indahnya ia lontarkan kepadaku.
Entah apa yang terjadi padanya hingga ia bertingkah beda kepadaku. Dia sungguh berbeda dengan sosok yang selalu memakiku. Hari itu ia tunjukkan kasih sayangnya padaku. Ia membuatku merasa nyaman berada disisinya. Dan aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Jantungku berdetak kencang saat dia berada tepat disisiku.
Gemuruh petir bersemarak pada hari itu. Ricikan air hujan memberikan nuansa romantis di tempat itu. Aku duduk di sebuah meja dengan pancaran sebuah lilin dihadapanku dengan dirinya. Hari itu teman temanku seolah olah ingin membuatku lebih dekat dengannya. Mereka sengaja meninggalkanku berdua denganya di tempat sunyi dan gelap itu. Sungguh aku gugup saat itu, ini adalah kali pertamaku.
Menit pertama sungguh terasa sunyi. Tak ada satu lontaran kata yang terucap pada bibir kita berdua. Aku benar-benar gugup dan detak jantungku tak pernah berhenti berdebar kenjang. Tatapannya sungguh membekas dalam benakku.
Pada akhirnya ia lontarkan suatu pertanyaan yang tak pernah terduga dihadapanku. Sungguh aku bingung menjawab pertanyaan itu. Detak jantungku mengarahkanku untuk terdiam sekian lama. Aku takut aku mempunyai perasaan berbeda kepadanya.
Sekian lama aku merenung dangan khayalan kosong yang menemaniku. Aku pun terbangun ketika teman temanku kembali menghampiriku. Waktu itu aku benar- benar lega. Tak lama kemudian aku putuskan untuk mengakhiri acara itu, pada awalnya aku ingin meninggalan tempat itu sendirian. Namun ternyata ia ikut denganku. Ia raih payung dihadapanku, ia tuntun aku hingga mengakhiri tempat itu. Namun cuaca tak semakin mendukungku, angin berhembus sangatlah kencang hingga merenggut payung yang sedang ia pegang. Hujan pun turun begitu derasnya, namun aku tak menyangka apa ia lakuakan. Ia melepaskan jaket hitamnya dan ia melindungiku dari derasnya air hujan itu. Ia biarkan tetesan air hujan itu membasahi tubuhnya. Sungguh aku tak menyangka. ia menuntunku dan melindungiku hingga aku meninggalkan tempat itu .
Pada hari itu, aku  merasa bahwa dia bukan seperti sosok yang selalu memakiku. Dia sungguh berbeda. Tatapan matanya, ucapannya dan sikapnya sangatlah berbeda dengan sosok yang selama ini aku ketahui. Aku tak tahu apa yang membuat ia menjadi seperti itu. Entahlah aku tak mau memikirkan hal itu. Itulah masa laluku. Masa yang tak mungkin dengan mudah ku lupakan dalam hidupku. Hari itu adalah awal terjalinya hubungan dekatku dengannya dan sekaligus menjadi akhir pertemuanku dengannya.
Entah seperti apa dirinya sekarang. Aku tak tahu apakah ia masih mengingatku dan mengingat kejadian hari itu. Aku tak berharap apapun tentangnya. Itu hanyalaah masa kelamku, masa yang tak akan pernah kulalui kembali dalam hidupku.

Puisi


Penghianatan

Hatiku sakit
Jiwaku rapuh
Mendengarkan sebuah berita
Sebuah berita yang tak pernah kuharapkan

Sosok yang ku percaya
Sosok yang ku banggakan
Perlahan merebut apa yang ku inginkan
Merebut semua penantian yang ku lakukan

Entah tak tahu
Apa yang harus ku lakukan
Apa yang harus ku katakan
Dan apa yang harus kuharapkan

Luka ini begitu dalam
Duri itu begitu tajam
Kau hancurkan semua harapan
Kau biarkan kuterdiam dalam penantian

Perasaanku mungkin tak dapat dipaksakan
Hatiku mungkin tak dapat diduakan
Namun apakah aku harus membiarkan penantianku melayang
Apakah aku harus melepaskan semua khayalan

Sungguh mimpiku kian kelam
Larut dalam kekecewaan
Tak tahu apa yang harus ku katakan
Mungkinkah semuanya akan hilang

Cerpen


Pagi yang Kunanti Berakhir dengan Tak Berarti
Besok pagi adalah hari yang paling kunanti. Namaku Nabbila Tasya Ainda, teman temanku sering memanggilku Bila. Aku adalah siswi dari salah satu SMA favorit di daerahku. Malam ini adalah malam yang paling tak terlupakan. Janji yang kubuat untuk esok hari adalah sebuah janji yang paling kunanti. Segera ku bergegas ke tempat tidurku untuk mengakhiri malam ini. Dan menantikan hari esok yang kian pasti.
Mataku mulai terbuka dan merasakan nuansa sunyi di sisi kamarku. Pintuku pun mulai ku buka seakan kumembuka lembaran baru. Entah kenapa bibirku tersenyum dengan sendirinya, otakku mulai berangan tinggi, mungkin tak akan memebuatku kembali. Kuteringat akan sebuah janji yang telah ku buat dengan seseorang. Mataku langsung berbinar seolah ku memandang sebuah hari yang cerah.
 Pagi ini tidak begitu cerah, namun hati ini bersinar sangat cerah melebihi cahaya matahari yang tengah bersinar. Ku mulai bergegas memulai hari. Rambutku pun kusiram dengan penuh harapan.
Tepat pada pukul 8.30 aku bertemu dengannya. Mataku terlihat aneh saat memendangnya. Dia bukan seperti yang ku lihat saat ia kenakan baju putih abu abu. Dia terlihat lebih dewasa dengan  nuansa batik hitam yang ia kenakan.
Mungkin ia menyesal datang menemuiku. Tapi apa boleh buat waktu terlanjur berlalu. Dia mengemudi tepat dibelakangku. Sebenarnya aku ingin terus tersenyum, tapi aku malu aku takut saat ia melihatku. Jantungku terus berdebar, tapi untungnya hanya aku yang tahu. Aku benar benar takut melihatnya, aku takut ketika ia lontarkan suatu pertanyaan padaku. Aku bingung, aku tak bisa mengontrol detak jantungku, aku jadi salah tingkah.
Ia terus mengemudi di belakangku. Aku terus mencoba untuk mengalihkan sesuatu agar teman didepanku tak curiga denganku.
Huh aku bingung harus berbuat apa. Semoga ia tidak tahu bahwaku telah salah tingkah. Ia pun memebuka helmnya. Kenapa mataku tak kunjung berhenti melihatnya? Tak sengaja ku lihat sebuah rasa penyesalan diwajahnya. Sungguh aku benar benar merasa bersalah padanya. Aku tahu dia benar benar menyesal hari itu.
Hari ini ku benar benar memeperkenalkan diriku kepadanya. Aku buka sedikit rahasia yang mungkin tak pernah ia ketahui tentangku. Aku tahu ia sebenarnya mendengar ocehanku, tapi dia pura pura berpaling seolah ia tak mendengarku.
Moodku tiba tiba berubah menjadi buruk. Ia memparkenalakn mantan pacarnya di hadapanku. Rasanya ingin ku pukul wajahnya sekuat tenagaku. Tapi apa daya dia bukan siapa siapaku. Ku hela nafasku sepanjang mungkin. Ku terdiam lama, sungguh sangat lama. Beberapa waktu setelah itu. . .
Aku ingin mencoba memanah ke suatu arahkan dengan penuh perasaan ku bayangkan dihadapanku adalah wajah gadis itu. Dan. .  ku berhasil memanah tepat dilingkaran merah dengan sasaran hayalan wajah perempuan itu. Ia menyusulku ia tunjukkan kemampuannya memanah dihadapanku dan tak ku hiraukan.
Ku beralih pada sebuah permainan tes. Tapi kenapa hasil tesku sama dengannya. Sama persis, sifat, kelakuan dan kebiasaanku sama dengannya. Beberapa waktu berselang ia telah pergi beralih ke sebuah alat musik ia tunjukkan kemampuan lainnya . ia memainkan banyak nada yang tak beraturan yang semakin membuatku bosan untuk mendengarnya.
Ku kembali memainkan sebuah anak panah, ku lemparkan panah itu sekuat tenagaku. Kuluapkan seluruh emosiku kearah benda itu. Namun tak tepat sasaran, panah itu terjatuh tepat dihadapannya. Dia memarahiku dan melarangku memainkan panah itu. Dia menyita sasaranku. Namun aku tetap keras kepala kuambil benda itu dari atas pangkuannya. Kumainkan untuk keduakalinya. Namun sifatnya sama denganku, ia tak mau kalah dan tak mau mengalah ia kembali mangambil benda itu dan meletakkannya di sisi kirinya. Aku pun samakin emosi langsung kulemparkan sebuah anak panah ke sisi kirinya. Namun . . emosiku melukai tangannya. Tanpa sepengetahuanku tangannya tiba tiba memegang benda itu dan panahku melesat keras keatas tangannya. Aku bingung, ingin rasanya ku pegang tangannya dan  ku obati lukanya. Namun nyaliku tak setinggi anganku. Ku tak berani memegang tangannya. Ku biarkan darahnya menagalir dan ku lemparinya dengan sehelai tissue. Sungguh sebenarnya aku bermaksud untuk mengusap lukanya. Rasa takutku mengurungkan niatku. Ku biarkan dia bengusap lukanya sendiri dan tak henti hentinya ku lontarkan kata maaf dari mulutku.

Puisiku



Kisah yang Terpendam

Nyanyian lagu yang mendalam
Menggoreskan rasa yang kian tak menghilang
Menembus nuansa sunyi yang kini kurasakan
Menghilang dengan bekas yang tak kan pernah hilang

Suara yang terdengar di telinga
Tak kian menghapuskan nada yang telah kau nyanyikan
Suaramu selalu terdengar
Terdengar meski ku menutupkan telinga

Lagu yang kini kunyanyikan
Tak kunjung mengalahkan apa yang selalu ku dengar
Nada nada indah yang ku dengarkan
Tak kunjung menghilangkan suara yang bernaung di benak

Indah dunia yang telah ku lihat
Tak pernah seindah apa yang terlihat di matamu
Tatapanmu selalu membekas hingga menusuk hatiku yang terdalam
Menancap dan tak akan pernah hilang


Senyum yang pernah kau lontarkan
Terlukis indah dalam ingatan
Terkubur jauh dalam dada
Dan sulit untuk ku hilangkan

Suara hatiku selalu kudengarkan
Tak henti hentinya terdengar namamu
Terus terus terdengar
Hingga sulit tuk di hentikan

Ingin rasanya ku mencoba
Mencoba tuk menghentikan waktu
Mengbiarkan waktu terus berhenti
Menanti dan tak kan pernah bergerak lagi

Membiarkan kau terus menatapku
Membiarkan mataku terus menatap matamu
Membiarkan mataku tak berkedip
Hingga ku puas melihat keindahan matamu

Namun waktu tak kian berpihak kepadaku
Waktu tak pernah membiarkanku terus bersamamu
Menemanimu, disisimu
Hingga nanti kau tak akan pernah tahu

Contoh Puisi Bebas

Ingatan Angan

Hentakan kaki menggetarkan sebuah nada
Petikan gitar yang menyosun sebuah memori
Gerakan tangan yang menuaikan sebuah lagu
Megisahkan seluruh isi hati

Nada nada yang tercipta
Membukakan sebuah lembaran yang indah
Lantunan suara merdu  
Membisik indah dalam telinga

Nyanyian yang tercipta
Menuaikan sebuah kabar bahagia
Kisahku kian terungkap
Terungkap dalam sedalam lautan

Hatiku semakin terbuka
Terbuka lebar dan tak ada yang menghadang
Membuka sebuah rahasia
Yang mungkin sedikit menyakitkan

Mendengar sebuah kisah
Yang telah lama berlalu
Memperkenalakan sebuah wajah baru
Wajah yang mungkin lebih baik dariku

Nyanyianmu
Menggoreskan sebuah luka di dalam hatiku
Melukiskan sebuah amarah yang mendalam
Menusuk, menancap dan tak mungkin terlepas

Tak tahu maksud dari semua itu
Ku cuba tuk lalui begitu saja
Namun langkahku tetap berhenti
Tarhadang bila teringat nyanyianmu